Senin, 04 Januari 2016

Askep Sistem Respirasi "Ca Paru"



Sistem Respirasi
“Ca Paru”

Di
S
U
S
U
N

Oleh:
Kelompok VI
1. Reski Ria Sari
2.  Hasnawiyah
3. Anadiyah Maria Ulfa
4. Kartina
5. Sudarmanto
6. Yusril


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP


KATA PENGANTAR

            Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan kami untuk menyusun makalah ini, sehingga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh para pelajar atau mahasiswa program studi keperawatan dan lainnya. Hanya dengan kekuatan dengan kesabaran yang dilimpahkan-Nya, makalah ini dapat dituntaskan.

             Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah sistem respirasi.

             Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Ca Paru” ini.

           Kami menyadari makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kemampuan dalam menyusun makalah pada masa yang akan datang.
             Sekian dan terima kasih.
                                                                                       
                                                                                            
                                                                                            Penyusun






DAFTAR ISI
                                                                                                        hal
Kata Pengantar....................................................................................................... ...... i
Daftar Isi............................................................................................................... ...... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... ...... 1
1.    Latar Belakang.......................................................................................... ...... 1
2.    Rumusan Masalah.................................................................................... ...... 1
3.    Tujuan................................................................................................................. 2
4.    Manfaat...................................................................................................... ...... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... ...... 3
1.    Definisi kanker paru...................................................................................... 3
2.    Klasifikasi kanker paru................................................................................. 3
3.    Etiologi kanker paru....................................................................................... 5
4.    Tanda dan Gejala kanker paru................................................................... 6
5.    Patofisiologi kanker paru............................................................................. 7
6.    Manifestasi Klinis kanker paru................................................................... 9
7.    Komplikasi kanker paru................................................................................. 9
8.    Pemeriksaan Penunjang kanker paru......................................................... 9
9.    Penatalaksanaan kanker paru...................................................................... 10
10. Asuhan Keperawatan kanker paru............................................................. 11

BAB III PENUTUP............................................................................................... ....... 17
1.     Kesimpulan.................................................................................................. ....... 17
2.    Saran............................................................................................................ ....... 17
Daftar Pustaka...................................................................................................... ....... 18



Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang  padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah yang sering di pakai.
      Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.
      Kanker paru merupakan penyakit yang sering  di derita pria dan wanita. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar  prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.
            Maka dari itu kami berinisiatif menyusun makalah ini, guna memperluas wawasan para pembaca tentang kanker paru-paru.

B. Rumusan masalah
        Adapun rumusan masalah dari makalah yang berjudul vaskulitis ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa definisi kanker paru-paru?
2.    Bagaimana pengklasifikasian kanker paru-paru?
3.    Apa saja etiologi dari kanker paru-paru?
4.    Apa saja tanda dan gejala kanker paru-paru?
5.    Bagaimana patofisiologi kanker paru-paru?
6.    Bagaimana manifestasi klinis kanker paru-paru?
7.    Apa saja komplikasi kanker paru-paru?
8.    Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker paru-paru ?
9.    Bagaimana penatalaksanaan kanker paru-paru?
10.  Bagaimana asuhan keperawatannya?

C. Tujuan
        Makalah in dibuat dengan tujuan setelah mempelajari dan memahami makalah ini pembaca dapat:
1)    Mengetahui pengertian dam pengklasifikasian kanker paru-paru
2)    Mengetahui tanda dan gejala kanker paru-paru
3)    Memahami tentang patofisiologi kanker paru-paru
4)    Mampu menyebutkan etiologi kanker paru-paru
5)    Mengetahui manifestasi klinis kanker paru-paru
6)    Mengetahui pelaksanaan dan komplikasi kanker paru-paru
7)    Mampu menerapkan askep pada kanker paru-paru

D. Manfaat
     Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui, memahami, menelaah hal-hal yang berkaitan dengan kanker paru-paru, sehingga dapat di manfaatkan dalam kehidupn sehari-hari, lebih-lebih dalam dunia kesehatan sendiri.











Bab 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Kanker Paru-paru
       Kanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
        Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.(Zerich 150105 Weblog,by Erich ).

B. Klasifikasi Kanker Paru-paru
        Berdasarkan penyebarannya baik di jaringan itu maupun ke organ yang lain, kanker paru-paru dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan penyebarannya, yaitu kanker paru-paru primer dan kanker paru-paru sekunder.
a.    Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama :
1.    Sel kanker kecil SCLC (Small Cell Lung Cancer).
Meskipun
sel kanker kecil menurut statistik hanya terjadi pada 20% dari seluruh penderita kanker paru, tetapi jenis ini termasuk yang paling sulit ditangani karena sifatnya yang sangat mudah menyebar ke organ lain. Dari bentuknya yang menyerupai gandum, sel kanker ini dijuluki sel gandum (Oat cell cancer). Dinamakan sel kecil karena bentuknya yang demikian kecil sehingga terlihat seperti hanya terdiri dari nucleus (inti sel). Kanker paru dari jenis ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Sangat jarang dijumpai seseorang yang tidak merokok menderita kanker jenis ini. Untuk pengobatannya biasanya dokter menyarankan chemotherapy karena sifatnya yang mudah menyebar (metastasis).
2.    Sel kanker bukan sel kecil NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer). Sel kanker jenis ini terdiri dari tiga macam, yang dijadikan satu kelompok karena mempunyai karakter yang hampir sama, dan dalam merespon obat-obatan berbeda dengan jenis sel kanker kecil (Small Cell Lung Cancer). Ada kalanya sangat sulit bahkan tidak mungkin membedakan ketiga jenis sel kanker ini jika sel belum berkembang sempurna menjadi sel kanker. Sebelum menjadi sel kanker yang ganas, sel yang semula adalah sel normal, mengalami proses sangat rumit, yang biasa disebut mutasi.
Ketiga jenis
sel kanker ini adalah :
1.    Sel kanker Squamous (Squamous Cell Carcinoma).
Jenis
kanker ini paling sering dijumpai, biasanya ditemukan disekitar pertengahan paru di salah satu cabang bronchus baik kiri maupun kanan. Kanker jenis ini terbentuk dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, dan biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
2.    Adenocarcinoma.
Adenocarcinoma juga berkembang dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, tetapi khususnya terbentuk dari sel-sel yang memproduksi dahak (lapisan lendir pada dinding saluran nafas). Biasanya ditemukan di jaringan paling luar paru-paru.
3.    Sel Kanker Besar (Large Cell Carcinoma).
Disebut demikian karena bentuknya yang memang kelihatan besar agak bulat. Kanker jenis ini cenderung
tumbuh lebih cepat.
b.    Kanker paru sekunder
Merupakan
penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.

C. Etiologi Kanker Paru-paru
     Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
a)      Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik
b)      Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
c)       Kanker paru akibat kerja.     
      Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
d)     Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
e)      Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni:
  Proton oncogen.
  Tumor suppressor gene.
  Gene encoding enzyme.
  Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)


D. Tanda dan Gejala
         Gejala-gejala kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas tersebarnya tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau mudah diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai macam-macam dari gejala-gejala berikut:
·         Tidak ada gejala-gejala: Pada sampai dengan 25% dari orang-orang yang mendapat kanker paru, kanker pertama kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan CT scan secara rutin sebagai suatu massa kecil yang terpencil kadangkala disebut suatu luka coin (coin lesion). Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang kecil seringkali melaporkan tidak ada gejala-gejala kanker paru pada saat itu ditemukan.
·         Gejala-Gejala yang berhubungan dengan kanker: Pertumubuhan kanker dan penyerangan (invasi) jaringan-jaringan paru dan lingkungan-lingkungannya mungkin mengganggu pernapasan, menjurus pada gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis). Jika kanker telah menyerang syaraf-syaraf, contohnya, ia mungkin menyebabkan nyeri pundak yang bergerak kebawah bagian luar lengan (disebut Pancoast's Syndrome) atau kelumpuhan pita-pita suaru menjurus pada suara serak (parau). Penyerangan kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan (dysphagia). Jika suatu saluran udara yang besar terhalangi, mengempisnya sebagian dari paru mungkin terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi (abscesses, pneumonia) pada area yang terhalangi.
·         Gejala-Gejala yang berhubungan dengan metastasis: Kanker paru yang telah menyebar ke tulang-tulang mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa pada tempat-tempat tulang yang terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin termasuk penglihatan yang kabur, sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau gejala-gejala stroke seperti kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh.
·         Gejala-Gejala Paraneoplastic: Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa yang disebut paraneoplastic syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi paling umum dengan SCLC namun mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja. Suatu paraneoplastic syndrome yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah produksi dari suatu hormon yang disebut adrenocorticotrophic hormone (ACTH) oleh sel-sel kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan oleh kelenjar-kelenjar adrenal (Cushing's syndrome). Sindrom paraneoplastik (paraneoplastic syndrome) yang paling sering terlihat dengan NSCLC adalah produksi dari suatu unsur serupa dengan hormon paratiroid, berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang meningkat dalam aliran darah.
·         Gejala-Gejala Nonspesifik: Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan banyak kanker-kanker termasuk kanker paru meliputi kehilangan berat badan, kelemahan, dan kelelahan. Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-perubahan suasana hati adalah juga umum.

E. Patofisiologi Vaskulitis
       Patofisiologi perkembangan kanker paru-paru sangat rumit dan tidak mudah dipahami. Gen-gen dipengaruhi dalam patogenesis kanker menghasilkan protein yang terlibat dalam pengembangan sel dan diferensiasi, apoptosis, perkembangan tumor, proses siklus sel, angiogenesis, dan regulasi kekebalan tubuh. yang harus dijelaskan stratifikasi risiko, deteksi dini, pencegahan, dan terapi.

      Para kanker pada umumnya dibagi ke dalam sel kecil (SCLC) dan non-sel kecil kanker paru-paru (NSCLC).

      Sel kanker paru-paru kecil menanggapi radioterapi dan kemoterapi, dan untuk alasan bahwa pengobatan ini sangat berbeda dengan jenis lain. Tumor ganas muncul paling umum dalam menanggapi rangsangan karsinogenik berulang, peradangan, atau iritasi. Lapisan mukosa adalah yang paling rentan terhadap cedera, terutama pada lokasi bifurkasi bronkial. Perubahan lambat dari sel mukosa normal menjadi sel ganas adalah tuntutan yang kompleks.

      Non-sel kecil kanker paru-paru menyumbang sekitar 85% dari semua kanker paru-paru. Hal ini dibagi lebih lanjut menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan histologis karsinoma sel besar. Semua dari mereka berbagi metode pengobatan identik dan prognosis tetapi memiliki karakteristik histologis dan klinis yang berbeda.

     Merokok adalah penyebab sekitar 30% dari semua kematian akibat kanker. Khusus untuk kasus kanker paru-paru, merokok adalah berisiko tinggi untuk memperluas penyakit. Ini adalah sekitar 85% dari kasus kanker paru-paru pada pria dan 75% pada wanita disebabkan oleh merokok.

     Kanker paru-paru disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam jaringan. Kanker jenis ini adalah yang paling umum dan menghasilkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun. bentuk kanker ditandai dengan penurunan berat badan atau batuk darah dan sesak nafas. Hal ini dapat dilihat melalui CT Scan. Pengobatan kanker meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi.

    Pencegahan lebih baik daripada mengobati, Langkah-langkah dalam arah ini telah dilakukan oleh negara-negara mungkin dengan mengidentifikasi karsinogen dan melarang mereka untuk tidak mengkonsumsi tembakau atau merokok.

F. Manifestasi Klinis
1.      Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2.    Gejala umum.
         Batuk
            Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
         Hemoptisis               
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
         Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.


G. Komplikasi
1.      Esofagitis.
2.      Pneumonitis.

H. Pemeriksaan Diagnostik
1.    Radiologi.
  Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
  Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2.    Laboratorium.
  Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.


  Pemeriksaan fungsi paru dan GDA.
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
  Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3.    Histopatologi.
  Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
  Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
  Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
  Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
  Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macamprosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4.    Pencitraan.
  CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
  MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

I.  Penatalaksanaan
Penatalaksaaan Medis
a.       Pembedahan.
b.      Kemoterafi.
c.       Radioterap iradikal.
d.      Radioterapi paliatif.
e.       Terapi endobronkia.
f.       Perawatan faliatif.

  Penatalaksanaan Perawat
a.    Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya
b.    Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi    yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan

J. Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
  Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, dll.

  Riwayat kesehatan
         Keluhan utama : Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya   lemas.
         Riwayat kesehatan sekarang : Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan berkurang.
         Riwayat kesehatan lalu : Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan sembuh.
         Riwayat kesehatan keluarga : Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal.

  Pemeriksaan fisik.
         Keadaan Umum :
  Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada
         Tanda – Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
1.    Sistem pernafasan
            -       Sesak nafas, nyeri dada
                        -       Batuk produktif tak efektif
                        -       Suara nafas: mengi pada inspirasi
                        -       Serak, paralysis pita suara.
            2.    Sistem kardiovaskuler
                        -       tachycardia, disritmia
                        -       menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
            3.    Sistem gastrointestinal
-          Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
            4.    Sistem urinarius
                        -       Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
            5.    Sistem neurologis

  Data penunjang.
         Foto dada, PA dan lateral
         CT scan/MRI
         Bronchoscope
         Sitologi : TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.

2.    Diagnosa Keperawatan
1.    Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.    Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi    kanker ke                                                          
       pleura, atau dinding dada.
3.    Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4.    Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan          aliran udara ke
       alveoli  atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli.


3.    Perencanaan
  Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
Tujuan : Di harapkan pola nafas klien efektif.
Kriteria hasil :
a.       Klien mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.
b.      Respirasi dalam batas normal.
c.       Tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
Intervensi dan rasional
1.      Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
R/:   Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

2.        Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas tambahan.
R/: Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder.
3.       Observasi pola batuk dan karakter secret
R/:   Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4.      Berikan pada klien posisi semi fowler.
R/:   Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan
 upaya pernafasan
5.        Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.
 R/: Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.
6.        Berikan humidifikasi tambahan.
 R/:  Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu
 pengenceran secret.

  Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
Tujuan : pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil:
a.       Tidak bingung dan gelisah.
b.      TTV normal.
c.       Tidak sesak.
d.       Nilai GDA normal.
Intervensi dan rasional:
1.      Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan.
 R/: Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2.       Auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan
 R/:  Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan  dengan tak adanya bunyi nafas.
3.      Observasi ferfusi  daerah akral dan sianosis ( daun telinga, bibir, lidah danmembran lidah )
 R/: Menunjukan hipoksemia sistemik.
4.      Lakukan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.
R/:  Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas.
5.      Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
R/: Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.
6.      Berikan o2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.
R/:  Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

  Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
Tujuan : Nyeri   hilang/ berkurang.
Kriteria hasil:
a.  TTV normal klien nampak rileks.
b. Klien dapat tidur.
c.  Klien dapat berpartisi dalam aktivitas.
Intervensi dan rasional:
1.      Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri.
R/:  Membantu dalam evaluasi gejala nyeri.
2.      Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya.
 R/: Membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri.
3.      Evaluasi keefektifan pemberian obat.
R/: Memberikan obat berdasarkan aturan.
4.      Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
R/:  Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri

  Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli  atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli.
Tujuan : Nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
                Berat badan bertambah dan.menunjukan perubahan pola   makan.
Intervensi dan rasional :
1.      Catat ststus nutrisi pasien pada penerimaan.
R/: Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang nutrisi.


2.      Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi
R/: Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai aturan.
3.      Dorong klien untuk makan diet TKTP.
R/:  Peningkatan pemenuhan kebutuhan.
4.       Pertahankan higiene mulut.
R/: Makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan.
5.      Kolaborasi dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan.
R/:  Meningkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien.


















Bab 3
PENUTUP
A.   Kesimpulan
      Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker
                  Etiologinya adalah merokok, radiasi, kanker paru akibat kerja, polusi   udara, genetik.
      Manifestasi klinisnya terdidri atas gejala awal (stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus) dan gejala umum (batuk, hemoptisis, anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan).
         Komplikasinya meliputi esofagitis, pneumonitis.

B.   Saran
·         Perawat bisa mengenal dengan cepat ciri-ciri dari kanker paru.
·         Perawat bisa menangani pasien dengan penyakit kanker paru dengan cepat, teliti   dan terampil.





Daftar pustaka