Sistem Respirasi
“Ca Paru”
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok VI
1. Reski Ria Sari
2. Hasnawiyah
3. Anadiyah Maria
Ulfa
4. Kartina
5. Sudarmanto
6. Yusril
STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
KATA PENGANTAR
Puji
syukur bagi Allah SWT yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan kami untuk
menyusun makalah ini, sehingga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh para pelajar
atau mahasiswa program studi keperawatan dan lainnya. Hanya dengan kekuatan
dengan kesabaran yang dilimpahkan-Nya, makalah ini dapat dituntaskan.
Adapun
tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan untuk
menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah sistem respirasi.
Dan tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Ca Paru” ini.
Kami menyadari makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kemampuan dalam menyusun makalah pada masa yang akan datang.
Sekian dan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
hal
Kata Pengantar....................................................................................................... ...... i
Daftar Isi............................................................................................................... ...... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... ...... 1
1.
Latar
Belakang.......................................................................................... ...... 1
2.
Rumusan
Masalah.................................................................................... ...... 1
3.
Tujuan................................................................................................................. 2
4.
Manfaat...................................................................................................... ...... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... ...... 3
1.
Definisi kanker paru...................................................................................... 3
2.
Klasifikasi kanker paru................................................................................. 3
3.
Etiologi kanker paru....................................................................................... 5
4.
Tanda dan Gejala kanker paru................................................................... 6
5.
Patofisiologi kanker paru............................................................................. 7
6.
Manifestasi Klinis kanker paru................................................................... 9
7.
Komplikasi kanker paru................................................................................. 9
8.
Pemeriksaan Penunjang kanker paru......................................................... 9
9.
Penatalaksanaan kanker paru...................................................................... 10
10. Asuhan
Keperawatan kanker paru............................................................. 11
BAB III PENUTUP............................................................................................... ....... 17
1.
Kesimpulan.................................................................................................. ....... 17
2.
Saran............................................................................................................ ....... 17
Daftar Pustaka...................................................................................................... ....... 18
Bab
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ
di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa
yang padat, bentuk tumor dan neoplasma
adalah istilah yang sering di pakai.
Kanker
paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system
pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan
bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke
organ yang lain.
Kanker
paru merupakan penyakit yang sering di
derita pria dan wanita. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life
time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang
lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65
tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena
kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.
Maka dari itu kami berinisiatif
menyusun makalah ini, guna memperluas wawasan para pembaca tentang kanker
paru-paru.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah
yang berjudul vaskulitis ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
definisi kanker paru-paru?
2. Bagaimana
pengklasifikasian kanker paru-paru?
3. Apa
saja etiologi dari kanker paru-paru?
4. Apa
saja tanda dan gejala kanker paru-paru?
5. Bagaimana
patofisiologi kanker paru-paru?
6. Bagaimana
manifestasi klinis kanker paru-paru?
7. Apa
saja komplikasi kanker paru-paru?
8. Apa
saja pemeriksaan penunjang pada kanker paru-paru ?
9. Bagaimana
penatalaksanaan kanker paru-paru?
10. Bagaimana asuhan keperawatannya?
C. Tujuan
Makalah in dibuat dengan tujuan setelah mempelajari dan memahami makalah
ini pembaca dapat:
1) Mengetahui
pengertian dam pengklasifikasian kanker paru-paru
2) Mengetahui
tanda dan gejala kanker paru-paru
3) Memahami
tentang patofisiologi kanker paru-paru
4) Mampu
menyebutkan etiologi kanker paru-paru
5) Mengetahui
manifestasi klinis kanker paru-paru
6) Mengetahui
pelaksanaan dan komplikasi kanker paru-paru
7) Mampu
menerapkan askep pada kanker paru-paru
D. Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini
adalah untuk mengetahui, memahami, menelaah hal-hal yang berkaitan dengan
kanker paru-paru, sehingga dapat di manfaatkan dalam kehidupn sehari-hari,
lebih-lebih dalam dunia kesehatan sendiri.
Bab
2
PEMBAHASAN
A. Definisi Kanker
Paru-paru
Kanker
adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal.
Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga
dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small
Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Kanker
paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru
berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh
lain yang terkena kanker.(Zerich 150105 Weblog,by Erich ).
B. Klasifikasi Kanker
Paru-paru
Berdasarkan penyebarannya baik di
jaringan itu maupun ke organ yang lain, kanker paru-paru dapat
diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan penyebarannya, yaitu kanker paru-paru primer dan kanker paru-paru sekunder.
a. Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama :
1. Sel kanker kecil SCLC (Small Cell Lung Cancer).
Meskipun sel kanker kecil menurut statistik hanya terjadi pada 20% dari seluruh penderita kanker paru, tetapi jenis ini termasuk yang paling sulit ditangani karena sifatnya yang sangat mudah menyebar ke organ lain. Dari bentuknya yang menyerupai gandum, sel kanker ini dijuluki sel gandum (Oat cell cancer). Dinamakan sel kecil karena bentuknya yang demikian kecil sehingga terlihat seperti hanya terdiri dari nucleus (inti sel). Kanker paru dari jenis ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Sangat jarang dijumpai seseorang yang tidak merokok menderita kanker jenis ini. Untuk pengobatannya biasanya dokter menyarankan chemotherapy karena sifatnya yang mudah menyebar (metastasis).
Meskipun sel kanker kecil menurut statistik hanya terjadi pada 20% dari seluruh penderita kanker paru, tetapi jenis ini termasuk yang paling sulit ditangani karena sifatnya yang sangat mudah menyebar ke organ lain. Dari bentuknya yang menyerupai gandum, sel kanker ini dijuluki sel gandum (Oat cell cancer). Dinamakan sel kecil karena bentuknya yang demikian kecil sehingga terlihat seperti hanya terdiri dari nucleus (inti sel). Kanker paru dari jenis ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Sangat jarang dijumpai seseorang yang tidak merokok menderita kanker jenis ini. Untuk pengobatannya biasanya dokter menyarankan chemotherapy karena sifatnya yang mudah menyebar (metastasis).
2. Sel kanker bukan sel kecil NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer). Sel kanker jenis ini terdiri dari tiga macam, yang dijadikan satu
kelompok karena mempunyai karakter yang hampir sama, dan dalam merespon obat-obatan berbeda dengan jenis sel kanker kecil (Small Cell Lung Cancer). Ada kalanya sangat
sulit bahkan tidak mungkin membedakan ketiga jenis sel kanker ini jika sel belum
berkembang sempurna menjadi sel kanker.
Sebelum menjadi sel kanker yang ganas, sel yang semula adalah sel normal,
mengalami proses sangat rumit, yang biasa disebut mutasi.
Ketiga jenis sel kanker ini adalah :
Ketiga jenis sel kanker ini adalah :
1. Sel kanker Squamous (Squamous Cell Carcinoma).
Jenis kanker ini paling sering dijumpai, biasanya ditemukan disekitar pertengahan paru di salah satu cabang bronchus baik kiri maupun kanan. Kanker jenis ini terbentuk dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, dan biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Jenis kanker ini paling sering dijumpai, biasanya ditemukan disekitar pertengahan paru di salah satu cabang bronchus baik kiri maupun kanan. Kanker jenis ini terbentuk dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, dan biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
2. Adenocarcinoma.
Adenocarcinoma juga berkembang dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, tetapi khususnya terbentuk dari sel-sel yang memproduksi dahak (lapisan lendir pada dinding saluran nafas). Biasanya ditemukan di jaringan paling luar paru-paru.
Adenocarcinoma juga berkembang dari sel-sel yang ada disepanjang saluran nafas, tetapi khususnya terbentuk dari sel-sel yang memproduksi dahak (lapisan lendir pada dinding saluran nafas). Biasanya ditemukan di jaringan paling luar paru-paru.
3. Sel Kanker Besar (Large Cell Carcinoma).
Disebut demikian karena bentuknya yang memang kelihatan besar agak bulat. Kanker jenis ini cenderung tumbuh lebih cepat.
Disebut demikian karena bentuknya yang memang kelihatan besar agak bulat. Kanker jenis ini cenderung tumbuh lebih cepat.
b. Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
C. Etiologi Kanker
Paru-paru
Meskipun etiologi sebenarnya dari
kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya
bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
a)
Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang
sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik
b)
Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif.
c) Kanker paru akibat kerja.
Terdapat
insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru
hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga
mengalami peningkatan insiden.
d) Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi
dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya
karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
e)
Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni:
Proton
oncogen.
Tumor
suppressor gene.
Gene
encoding enzyme.
Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)
D. Tanda dan Gejala
Gejala-gejala
kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas tersebarnya
tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau mudah
diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai macam-macam
dari gejala-gejala berikut:
·
Tidak ada gejala-gejala: Pada
sampai dengan 25% dari orang-orang yang mendapat kanker paru, kanker pertama
kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan CT scan secara rutin sebagai suatu
massa kecil yang terpencil kadangkala disebut suatu luka coin (coin lesion).
Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang kecil seringkali melaporkan
tidak ada gejala-gejala kanker paru pada saat itu ditemukan.
·
Gejala-Gejala yang
berhubungan dengan kanker: Pertumubuhan kanker dan penyerangan (invasi)
jaringan-jaringan paru dan lingkungan-lingkungannya mungkin mengganggu
pernapasan, menjurus pada gejala-gejala seperti batuk, sesak napas,
mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis). Jika kanker telah menyerang syaraf-syaraf, contohnya,
ia mungkin menyebabkan nyeri pundak yang bergerak kebawah bagian luar lengan
(disebut Pancoast's Syndrome)
atau kelumpuhan pita-pita suaru menjurus pada suara serak (parau). Penyerangan
kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan (dysphagia). Jika suatu saluran udara yang besar terhalangi,
mengempisnya sebagian dari paru mungkin terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi
(abscesses, pneumonia) pada area yang terhalangi.
·
Gejala-Gejala yang
berhubungan dengan metastasis: Kanker paru yang telah menyebar ke tulang-tulang
mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa pada tempat-tempat tulang yang
terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin menyebabkan sejumlah
gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin termasuk penglihatan yang kabur,
sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau gejala-gejala stroke seperti
kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh.
·
Gejala-Gejala Paraneoplastic:
Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa yang disebut paraneoplastic
syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur yang menyerupai hormon oleh
sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi paling umum dengan SCLC namun
mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja. Suatu paraneoplastic syndrome
yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah produksi dari suatu hormon yang
disebut adrenocorticotrophic hormone
(ACTH) oleh sel-sel kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol
yang berlebihan oleh kelenjar-kelenjar adrenal (Cushing's syndrome). Sindrom paraneoplastik (paraneoplastic
syndrome) yang paling sering terlihat dengan NSCLC adalah produksi dari suatu
unsur serupa dengan hormon paratiroid, berakibat pada tingkat-tingkat kalsium
yang meningkat dalam aliran darah.
·
Gejala-Gejala Nonspesifik:
Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan banyak kanker-kanker termasuk
kanker paru meliputi kehilangan berat badan, kelemahan, dan kelelahan.
Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-perubahan suasana hati
adalah juga umum.
E. Patofisiologi
Vaskulitis
Patofisiologi
perkembangan kanker paru-paru sangat rumit dan tidak mudah dipahami. Gen-gen
dipengaruhi dalam patogenesis kanker menghasilkan protein yang terlibat dalam
pengembangan sel dan diferensiasi, apoptosis, perkembangan tumor, proses siklus
sel, angiogenesis, dan regulasi kekebalan tubuh. yang harus dijelaskan
stratifikasi risiko, deteksi dini, pencegahan, dan terapi.
Para kanker pada umumnya dibagi ke dalam sel kecil (SCLC) dan non-sel kecil kanker paru-paru (NSCLC).
Sel kanker paru-paru kecil menanggapi radioterapi dan kemoterapi, dan untuk alasan bahwa pengobatan ini sangat berbeda dengan jenis lain. Tumor ganas muncul paling umum dalam menanggapi rangsangan karsinogenik berulang, peradangan, atau iritasi. Lapisan mukosa adalah yang paling rentan terhadap cedera, terutama pada lokasi bifurkasi bronkial. Perubahan lambat dari sel mukosa normal menjadi sel ganas adalah tuntutan yang kompleks.
Non-sel kecil kanker paru-paru menyumbang sekitar 85% dari semua kanker paru-paru. Hal ini dibagi lebih lanjut menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan histologis karsinoma sel besar. Semua dari mereka berbagi metode pengobatan identik dan prognosis tetapi memiliki karakteristik histologis dan klinis yang berbeda.
Merokok adalah penyebab sekitar 30% dari semua kematian akibat kanker. Khusus untuk kasus kanker paru-paru, merokok adalah berisiko tinggi untuk memperluas penyakit. Ini adalah sekitar 85% dari kasus kanker paru-paru pada pria dan 75% pada wanita disebabkan oleh merokok.
Kanker paru-paru disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam jaringan. Kanker jenis ini adalah yang paling umum dan menghasilkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun. bentuk kanker ditandai dengan penurunan berat badan atau batuk darah dan sesak nafas. Hal ini dapat dilihat melalui CT Scan. Pengobatan kanker meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Pencegahan lebih baik daripada mengobati, Langkah-langkah dalam arah ini telah dilakukan oleh negara-negara mungkin dengan mengidentifikasi karsinogen dan melarang mereka untuk tidak mengkonsumsi tembakau atau merokok.
Para kanker pada umumnya dibagi ke dalam sel kecil (SCLC) dan non-sel kecil kanker paru-paru (NSCLC).
Sel kanker paru-paru kecil menanggapi radioterapi dan kemoterapi, dan untuk alasan bahwa pengobatan ini sangat berbeda dengan jenis lain. Tumor ganas muncul paling umum dalam menanggapi rangsangan karsinogenik berulang, peradangan, atau iritasi. Lapisan mukosa adalah yang paling rentan terhadap cedera, terutama pada lokasi bifurkasi bronkial. Perubahan lambat dari sel mukosa normal menjadi sel ganas adalah tuntutan yang kompleks.
Non-sel kecil kanker paru-paru menyumbang sekitar 85% dari semua kanker paru-paru. Hal ini dibagi lebih lanjut menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan histologis karsinoma sel besar. Semua dari mereka berbagi metode pengobatan identik dan prognosis tetapi memiliki karakteristik histologis dan klinis yang berbeda.
Merokok adalah penyebab sekitar 30% dari semua kematian akibat kanker. Khusus untuk kasus kanker paru-paru, merokok adalah berisiko tinggi untuk memperluas penyakit. Ini adalah sekitar 85% dari kasus kanker paru-paru pada pria dan 75% pada wanita disebabkan oleh merokok.
Kanker paru-paru disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam jaringan. Kanker jenis ini adalah yang paling umum dan menghasilkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun. bentuk kanker ditandai dengan penurunan berat badan atau batuk darah dan sesak nafas. Hal ini dapat dilihat melalui CT Scan. Pengobatan kanker meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Pencegahan lebih baik daripada mengobati, Langkah-langkah dalam arah ini telah dilakukan oleh negara-negara mungkin dengan mengidentifikasi karsinogen dan melarang mereka untuk tidak mengkonsumsi tembakau atau merokok.
F. Manifestasi Klinis
1.
Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
bronkus.
2.
Gejala umum.
Batuk
Kemungkinan
akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk
sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami
ulserasi.
Anoreksia,
lelah, berkurangnya berat badan.
G. Komplikasi
1.
Esofagitis.
2. Pneumonitis.
H. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Radiologi.
Foto thorax
posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
Sitologi
(sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
Pemeriksaan
fungsi paru dan GDA.
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
Tes kulit,
jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
Biopsi Trans
Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran
< 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam –
macamprosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan.
CT-Scanning,
untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
MRI, untuk
menunjukkan keadaan mediastinum.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksaaan Medis
a.
Pembedahan.
b.
Kemoterafi.
c.
Radioterap
iradikal.
d.
Radioterapi
paliatif.
e.
Terapi
endobronkia.
f.
Perawatan
faliatif.
Penatalaksanaan Perawat
a.
Bantu pasien
untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya
b.
Dalam
tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa
yang sedang dilakukan untuk mengatasi
kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan
J. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, dll.
Riwayat kesehatan
Keluhan
utama : Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas.
Riwayat
kesehatan sekarang : Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering
mengalami batuk-batuk yang kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat
ke dokter diberi obat dan keluhan berkurang.
Riwayat
kesehatan lalu : Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit
jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan
sembuh.
Riwayat
kesehatan keluarga : Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan
ginjal.
Pemeriksaan fisik.
Keadaan Umum
:
Pasien tanpak lemah, sesak yang
disertai dengan nyeri dada
Tanda –
Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
1. Sistem pernafasan
-
Sesak nafas, nyeri dada
-
Batuk produktif tak efektif
-
Suara nafas: mengi pada inspirasi
-
Serak, paralysis pita suara.
2.
Sistem kardiovaskuler
-
tachycardia, disritmia
-
menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
3.
Sistem gastrointestinal
-
Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat
badan menurun.
4.
Sistem urinarius
-
Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
5.
Sistem neurologis
Data penunjang.
Foto dada,
PA dan lateral
CT scan/MRI
Bronchoscope
Sitologi :
TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.
2. Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
2. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan
invasi kanker ke
pleura, atau dinding dada.
3. Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang
berhubungan dengan Anoreksia
4. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan
gangguan aliran udara ke
alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran
alveoli.
3. Perencanaan
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
Tujuan : Di harapkan pola nafas klien efektif.
Kriteria hasil :
a. Klien
mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.
b.
Respirasi dalam batas normal.
c. Tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.
Intervensi dan rasional
1. Kaji frekuensi,
kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
R/:
Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena kedalamam pernafasan
bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
2. Auskultasi bunyi
nafas, dan catat adanya bunyi nafas tambahan.
R/:
Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder.
3. Observasi pola batuk dan karakter secret
R/:
Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4. Berikan pada klien
posisi semi fowler.
R/:
Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan
upaya pernafasan
5. Kolaborasi
dalam pemberian oksigen tambahan.
R/: Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan
kerja nafas.
6. Berikan humidifikasi
tambahan.
R/:
Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu
pengenceran secret.
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan
invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
Tujuan : pasien
menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran
gas efektif.
Kriteria hasil:
a. Tidak bingung dan gelisah.
b. TTV normal.
c. Tidak sesak.
d. Nilai GDA normal.
Intervensi
dan rasional:
1. Kaji frekuensi dan
kedalaman pernafasan.
R/: Berguna dalam evaluasi derajat
distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2. Auskultasi paru
untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan
R/: Area yang tak terventilasi dapat
diidentifikasikan dengan tak adanya
bunyi nafas.
3. Observasi
ferfusi daerah akral dan sianosis ( daun
telinga, bibir, lidah danmembran lidah )
R/: Menunjukan
hipoksemia sistemik.
4. Lakukan tindakan
untuk memperbaiki jalan nafas.
R/: Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan
jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas.
5. Tinggikan kepala/tempat
tidur sesuai dengan kebutuhan.
R/:
Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan
kenyamanan.
6. Berikan o2 tambahan sesuai
dengan indikasi hasil GDA.
R/: Dapat
memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang
berhubungan dengan Anoreksia
Tujuan :
Nyeri hilang/ berkurang.
Kriteria
hasil:
a. TTV normal klien nampak rileks.
b. Klien dapat tidur.
c. Klien dapat
berpartisi dalam aktivitas.
Intervensi
dan rasional:
1. Tanyakan pasien
tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri.
R/: Membantu dalam evaluasi gejala nyeri.
2. Buat skala nyeri 0-10
rentang intensitasnya.
R/: Membantu
pasien dalam mengkaji tingkat nyeri.
3. Evaluasi keefektifan
pemberian obat.
R/: Memberikan obat berdasarkan aturan.
4. Kolaborasi: Berikan
analgesik rutin s/d indikasi.
R/: Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak
periode nyeri
Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan
gangguan aliran udara ke alveoli atau ke
bagian utama paru, perubahan membran alveoli.
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
Berat badan bertambah dan.menunjukan
perubahan pola makan.
Intervensi dan rasional :
1. Catat ststus nutrisi
pasien pada penerimaan.
R/: Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang
nutrisi.
2. Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi
R/: Meningkatkan pengetahuan dan
kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai aturan.
3. Dorong klien untuk makan diet TKTP.
R/: Peningkatan pemenuhan kebutuhan.
4. Pertahankan higiene mulut.
R/: Makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan.
5. Kolaborasi dengan
Ahli gizi dalam pemberian makanan.
R/: Meningkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien.
Bab
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor
berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel
didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker
Etiologinya adalah
merokok, radiasi, kanker paru akibat kerja, polusi udara, genetik.
Manifestasi
klinisnya terdidri atas gejala awal (stridor lokal dan dispnea ringan yang
mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus) dan gejala umum (batuk, hemoptisis,
anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan).
Komplikasinya meliputi esofagitis,
pneumonitis.
B.
Saran
·
Perawat bisa mengenal dengan cepat ciri-ciri dari
kanker paru.
·
Perawat bisa menangani pasien dengan penyakit kanker
paru dengan cepat, teliti dan terampil.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar